Sudah siapkah rakyat Indonesia menjadi bagian dari masyarakat ASEAN? Secara politis sudah, karena Indonesia merupakan salah satu negara anggota ASEAN, bahkan juga salah satu pendiri organisasi regional tersebut.
Tapi menjadi bagian dari masyarakat ASEAN, kiranya lebih tepat bila disebut: belum. Bila seorang warganegara Indonesia pegi ke Thailand misalnya, bila bertemu dengan seorang warga Thailand, apakah ia merasa merupakan satu "bangsa" dengan warga Thailand tersebut? Bila seorang warga Indonesia bepergian ke Eropa, apakah ia merasa bangga bila ada yang memanggilnya sebagai orang ASEAN, atau bahkan juga sebagai "bangsa" ASEAN? Lain halnya dengan orang Eropa, darimanapun datangnya entah dari Belanda atau Prancis, mereka dengan bangga disebut sebagai orang bangsa Eropa. Itu sudah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu, jauh sebelum terbentuknya Uni Eropa.
Mungkin banyak di antara kita yang kurang menyadari bahwa tidak lama lagi, pada tahun 2015 nanti akan dibentuk Komunitas ASEAN. Lalu apa yang harus perlu lakukan untuk menyongsongnya?
Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 telah disetujui dalam KTT ASEAN di Bali tahun 2003, jadi sudah tujuh tahun yang lalu. Komunitas ASEAN akan meliputi tiga pilar yaitu Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN (KPKA), Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (KSBA). Maka jelaslah di sini bahwa pembentukan Komunitas ASEAN itu akan melibatkan banyak elemen dan berbagai bidang kehidupan masyarakat. Tahun 2015 tak lama lagi, empat tahun mendatang.
***
Kita menghitung waktu. Pada tahun 2014 kita akan mengadakan pemilu legislatif dan presiden/wakil presiden. Dalam kalender konstitusional kita akan mempunyai pemerintahan baru mulai 20 Oktober 2014, sehingga menuju 2015 pemerintahan baru tinggal punya waktu dua bulan. Dengan demikian mau tak mau pemerintah sekaranglah yang harus menyiapkan Komunitas ASEAN tersebut alias menjadi tanggungjawabnya. Hal ini supaya pemerintah sekarang tidak dipersalahkan oleh pemerintahan baru kelak. Untuk menyongsong hajatan akbar pemilu 2014, para pihak sudah mulai bersiap-siap sejak sekarang, tapi menyongsong menuju Komunitas ASEAN, apakah kita sudah siap?
Dalam pembukaan Piagam ASEAN alinea pertama menyebutkan "Kami rakyat negara-negara anggota ASEAN ...... dan seterusnya" menunjukkan secara sadar akan melibatkan seluruh masyarakat atau rakyat negara-negara anggota ASEAN. Karena itu jangan sampai masyarakat kita tidak tahu apa sesungguhnya yang akan terjadi, karena nantinya juga akan bersangkut paut dengan kehidupan mereka baik yang meliputi bidang politik-keamanan, ekonomi maupun sosial-budaya.
Komunitas Politik-Keamanan ASEAN ditujukan untuk mempercepat kerjasama politik - keamanan ASEAN dalam mewujudkan perdamaian di kawasan, termasuk dengan masyarakat internasional. Komunitas Politik-Keamanan ASEAN bersifat terbuka, berdasarkan pendekatan keamanan komprehensif dan tidak ditujukan untuk membentuk suatu pakta pertahanan (aliansi militer) maupun kebijakan luar negeri bersama (common foreign policy).
Komunitas Ekonomi ASEAN akan membentuk ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi. Komunitas akan menjadikan ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan langkah-langkah dan mekanisme baru untuk meningkatkan pelaksanaan inisiatif-inisiatif ekonomi yang telah ada. Selain itu juga untuk mempercepat integrasi kawasan dalam sektor-sektor prioritas, mempermudah pergerakan para pelaku usaha, tenaga kerja terampil dan berbakat serta memperkuat mekanisme institusi ASEAN.
Kerjasama Sosial-Budaya mencakup kerjasama di bidang kepemudaan, perempuan, perlindungan anak, kepegawaian, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam, kesehatan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, ketenagakerjaan dan yayasan ASEAN.
***
Pengalaman berharga kita alami ketika menghadapi ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai 1 Januari 2010, dimana baik pemerintah maupun masyarakat kurang siap. Waktu itu terjadi silang pendapat yang ramai pada bulan Desember 2009, hingga ada yang berpendapat supaya kita meminta ditundanya pelaksanaan ACFTA yang ternyata tidak mungkin dapat dilaksanakan. Keadaan buruk tersebut jangan tampai terjadi lagi dalam menyongsong pembentukan Komunitas ASEAN 2015. Tidak cukup hanya melakukan sosialisasi misalnya dalam bentuk seminar-seminar, tetapi yang lebih diperlukan adalah persiapan nyata yang dilakukan pemerintah dalam bentuk peraturan atau regulasi yang menyangkut semua bidang kehidupan yang bersangkut paut dengan komunitas tersebut.
Komunitas ASEAN akan meliputi semua bidang kehidupan. Bila kita refleksikan dalam pembagian lingkup tugas-tugas pemerintahan kita yang dibagi dalam tiga kemenkoan (Polhukam, Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat), maka ketiga kemenkoan tersebut harus diingatkan dan didorong mulai sekarang apa-apa yang menjadi tugas mereka untuk bersiap diri dalam rangka menyongsong Komunitas ASEAN tersebut.
Salah satu kelemahan kita adalah dalam bidang koordinasi, karena masing-masing pihak hanya berfikir secara sektoral sesuai dengan bidangnya melulu. Ketiga bidang Komunitas ASEAN masing-masing telah mempunyai cetak biru yang perlu ditindaklanjuti untuk implementasinya di dalam negeri. Perlu diingat pula beberapa persetujuan yang harus diratifikasi dari parlemen sebelum pelaksanaan yang akan banyak memakan waktu.
Khusus mengenai komunitas ekonomi ASEAN telah ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Inpres nomor 5/2008, tetapi gaungnya tidak terdengar oleh masyarakat luas tentang apa-apa yang telah dikerjakan dan dihasilkan. Misalnya dalam bidang ekonomi yang mencakup antara lain pasar tunggal dan basis produksi dengan lima elemen utama yaitu aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan aliran modal yang lebih bebas. Jadi tidak cukup ditangani oleh satu sektor atau kementerian tertentu saja, tetapi jelas kait mengkait dengan sektor-sektor lainnya.
Kita mengharapkan memasuki tahun 2015 dengan pemerintahan baru, tetapi tidak berarti atau jangan sampai berdalih belum siap karena baru mendengar adanya Komunitas ASEAN, mengingat telah disiapkan dengan baik oleh pemerintah sekarang.***
Penulis adalah pemerhati ASEAN, mantan diplomat.
Sumber: analisadaily.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar