Selasa, 12 Maret 2013

PASAR TUNGGAL ASEAN 2015



Salah satu dampak dari globalisasi adalah adanya perdagangan bebas dan terbentuknya penguatan masing- masing kawasan untuk bersama- sama menghadapi situasi yang serba kompleks di dunia internasional dalam bentuk regionalisme. Regionalisme memiliki berbagai macam tahapan dan tujuan, salah satunya terbentuknyasingle market dalam kawasan  regionalisme tersebut. Pasar tunggal merupakan adanya pasar bersama dalam suatu kawasan yang mana aturan dan kebijakannya dibentuk bersama, ekspor impor pun dilakukan bersama- sama sehingga tidak lagi kepada masing- masing Negara dalam proses perdagangan internasional ini. Dalam pasar tunggal ini semua arus barang, manusia, jasa dan modal bebas bergerak diantara kawasan ini tanpa ada protect. Namun, untuk mencapai tahapan ini tidak dengan mudah, suatu regionalisme harus sudah benar- benar kokoh dan kuat serta masing- masing Negara harus rela mengorbankan sedikit kedaulatannya dan harus kompak dalam menjalankannya.
Regionalisme yang sukses adalah jika telah mencapai tahapan yang benar- benar puncak atau setidaknya mendekati puncak tahapan yang mana masyarakat dan warga Negara anggota kawasan tersebut merasakan bahwa mereka bagian dari regionalisme. Sebagaimana kesuksesan Uni Eropa dalam terbentuknya regionalisme dan membawa  implikasi kepada kecenderungan kesejahteraan rakyatnya, maka ASEAN pun ingin melakukan proses regionalisme lebih lanjut dan berusaha untuk mengarah kepada tahap selanjutnya. Kebijakan seperti ini tidak ada salahnya jika kita mengingat terbentuknya ASEAN yang telah lama beberapa puluh tahun silam.
Pasar tunggal ASEAN direncanakan akan terbentuk pada tahun 2015. namun, banyak pro dan kontra dalam issu ini. Hal ini disebabkan banyaknya asumsi- asumsi tentang masalah ini dikawasan Asia Tenggara ini. Baik dari kalangan elit, ilmuan dibidangnya maupun masyarakat biasa. Jika memang terbukti terjadi, maka sempurnalah kapitalisme global dikawasan Asia Tenggara.
Banyak hal yang membuat sebagian masyarakat ASEAN pro- pasar tunggal dan mendukung terciptanya pasar bebas dan liberalisasi perdagangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan dan opini yaitu  yang pertama, dengan adanya pasar tunggal ASEAN, perusahaan dalam negeri dan masyarakat regionalisme akan lebih mampu bersaing dan berkompetensi dengan pasar internasional. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan penduduk diprediksikan akan lebih meningkat  karena persaingan dalam perekonomian dengan terpacunya setiap individu yang ingin meperoleh kehidupan yang layak. Yang kedua, tebukanya lapangan pekerjaaan yang berarti mengurangi penggangguran Negara. Banyaknya perdagangan dan perusahaan internasonal yang masuk maka akan sangat membutuhkan tenaga kerja. Yang ketiga, setiap individu dan barang- barang yang masuk dan keluar akan lebih mudah dan bebas hambatan sehingga tidak ada lagi halangan untuk bergerak dan leluasa untuk mengembangkan pasar internasional di Negara lain. Yang keempat, ada suatu kebijakan di dalam system ini yang mana semua keunggulan dari barang- barang perdagangan setiap Negara di kawasan ditampung dalam suatu wadah pasar tunggal. Sehingga, di sini akan menguntungkan masing- masing Negara karena bergabung menjadi satu dan sesama anggota ASEAN tidak bersaing dalam ekspor impor barang yang sama. Bilapun sama maka akan dapat bekerja sama.
Banyak opini dan analisis mengenai persetujuan terbentuknya Pasar Tunggal ASEAN 2015, maka semakin banyak pula sebagian masyarakat lain yang kontra terhadap terbentuknya tahapan ini. Hal ini cenderung dikarenakan kebelumsiapan banyak Negara ASEAN dan analisis yang akan berdampak pada keterpurukan rakyat miskin dan tidak berpendidikan. Alasan- alasan lain yang berpendapat ASEAN belum bisa menuju tahap ini, karena yang pertama, dengan semakin bebasnya sistem ini, maka pengusaha kecil dan pengusaha tradisional yang belum kuat dan maju, akan dengan mudah tergusur dengan adanya persaingan dari Negara- Negara luar. Yang kedua, semakin banyaknya yang kaya dan sejahtera, maka akan semakin banyak pula yang melarat karena Negaranya sendiri telah banyak dimasuki orang luar dan semakin kecil kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Yang ketiga, masing- masing anggota Negara- Negara ASEAN tidak saling kompak dan cenderung bersaing sehingga sulit untuk menyatukan prinsip dan pemikiran. Hal ini juga disebabkan karena masih banyak ketimpangan dan kesenjangan ekonomi dan pendapatan antar Negara- Negara Asia tenggara.

Dengan melihat dari berbagai argumen diatas, dapat ditarik suatu analisis penyebab mengapa masing- masing Negara masih belum rela melepas sedikit kedaulatannya dengan tidak terlalu campur tangan dalam system pasar di negaranya. Ini dikarenakan perekonomian dan stabilitas Negara belum mendukung untuk terciptanya pasar tunggal ASEAN tahun 2015 tersebut. Banyak hal yang harus dibenahi oleh suatu Negara sehingga pada tahun 2015 setiap Negara siap dengan adanya tahapan regionalisme itu, baik pembenahan dari pemerintah maupun dari masyarakat sendiri. Pemerintah pun harus lebih banyak sosialisasi bukan hanya kepada kaum intelektual atas dan pengusaha eksekutif, tapi juga kepada pengusaha tradisional kecil dan masyarakat bawah yang belum tahu system yang akan dihadapi tahun 2015 ini nantinya. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak terlalu dikejutkan dengan adanya single market ASEAN ini. Negara beserta pemerintah juga harus lebih tanggap dengan terus memperkuat pengusaha kecil dan UKM serta memperbaiki terus menerus kualitas pendidikan bangsa dengan memperhatikan daerah yang tertinggal baik dari segi infrastruktur maupun tenaga pengajar yang berkualitas.
Dengan banyak hal yang dilakukan pemerintah tersebut, paling tidak akan membawa pengaruh untuk kemajuan dan perkembangan Negara jika harus menghadapisingle market yang serba bebas. Masyarakat akan lebih mengerti, mau tidak mau kita tetap akan menghadapi Pasar Tunggal ASEAN. Oleh karena itu system pemerintahan dan seluruh aspek masyarakat harus terus meningkkatkan kualitas diri untuk menghadapi berbagai tantangan globalisasi yang semakin berkembang pesat yang terus  terjadi setiap waktu dan ruang.
_Nina Fadilla_

Tidak ada komentar: